Kamis, 28 April 2011

tugas UTS kedua 1C

SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.

1.Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Ovarium
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.

Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
2.Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

3.Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.

Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.

Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.

akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
• Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
• Menarik sperma secara kemotaksis positif.
• Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.

Sel-sel bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.

Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.

Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Gambar 1: Mula-mula bayi menghadap ke samping, dagu dan tangan masih ditarik ke dalam, dan bayi masuk ke tulang pinggul ibu.
Gambar 2: Dengan menyesuaikan dengan bentuk tulang pinggul ibum bayi memutar tubuhnya menghadap ke arah punggung ibu.
Gambar 3: Bayi akan segera keluar dari vagina ibu, dan dengan menyesuaikan diri dengan sudut saluran lahir, bayi akan mengangkat dagunya dan mendorong tubuhnya.
Gambar 4: Sembari kepala bayi keluar, bayi akan memutar tubuhnya ke samping dan satu per satu bahunya keluar dan setelah ini seluruh tubuhnya terdorong keluar.

Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.

Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.

• Share this:
• StumbleUpon
• Reddit

tugas UTS kedua 1B

Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari system, fungsi dan proses alat reproduksi. Pengertian alat sehat tersebut tidak semata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental dan sosioskultural.
Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan hanya melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus ditanggapi secara serius. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS diantaranya:
a. HIV/ AIDS
AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS disebabkan oleh masuknya virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) ke dalam tubuh manusia. HIV dengan cepat akan melumpuhkan sistem kekebalan manusia. Setelah sistem kekebalan tubuh lumpuh, seseorang penderita AIDS biasanya akan meninggal karena suatu penyakit (disebut penyakit sekunder) yang biasanya akan dapat dibasmi oleh tubuh seandainya sistem kekebalan itu masih baik.
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Gambar. penderita HIV/ AIDS

Bagaimana HIV/AIDS Menyerang Tubuh
Dalam keadaan sehat, sistem kekebalan tubuh dapat membasmi kebanyakan virus, bakteri dan patogen yang menyerang tubuh. Ketika virus AIDS menginfeksi tubuh, sel-sel T pembantu dirusak sehingga menyebabkan lemahnya sistem kekebalan. Pada saat sistem kekebalan rusak, tubuh menjadi semakin mudah terkena penyakit dan tubuh menjadi tak berdaya melawannya. Penyakit inilah yang biasanya menjadi penyebab kematian pada penderita AIDS.
Tes HIV / AIDS
Gejala-gejala umum yang terlihat dan dirasakan penderita tak dapat dipastikan positif mengidap AIDS. Untuk memastikan tertular tidaknya seseorang terhadap virus HIV/AIDS maka perlu dilakukan tes darah yang dinamakan tes ELISA -1 dan ELISA -2 serta jika tetap positif harus dikonfirmasi dengan tes WESTERN BLOT.
Tindakan Bila Sudah Terinfeksi HIV/AIDS
• Pergunakan selalu kondom bila berhubungan seks
• Makan makanan yang bergizi tinggi.
• Selalu hidup bersih dan sehat.
• Jangan berganti-ganti pasangan seksual.
• Mintalah nasehat dokter yang merawat, apa saja yang sebaiknya dilakukan.
Cara HIV/AIDS Ditularkan
AIDS adalah salah satu penyakit yang menular. Namun penularannya tak semudah seperti virus influenza atau virus-virus lainnya. Virus HIV dapat hidup di seluruh cairan tubuh manusia, akan tetapi yang mempunyai kemampuan untuk menularkan kepada orang lain hanya HIV yang berada dalam: darah, cairan vagina dan sperma.
Cara penularan HIV/AIDS yang diketahui adalah melalui :
• Transfusi darah dari pengidap HIV.
• Berhubungan seks dengan pengidap HIV
• Sebagian kecil (25-30%) ibu hamil pengidap HIV kepada janinnya.
• Alat suntik atau jarum suntik/alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV/AIDS.
• Air susu ibu pengidap AIDS kepada anak susuannya.
Mencegah HIV/AIDS
Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
• Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usahakan hanya berhubungan dengan satu pasangan seksual.
• Pergunakan selalu kondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko tinggi.
• Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV sebaiknya jangan hamil, karena bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungnya. Akan bila berkeinginan hamil hendaknya selalu berkonsultasi dengan dokter.
• Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah.
• Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus terjamin sterilitasnya.
• Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di kalangan panasun(pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat dibanding perilaku risiko lainnya. Di Kampung Bali Jakarta 9 dari 10 penasun positif HIV.
Persepsi Salah Tentang HIV/AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat dan vaksinnya yang benar-benar bermanfaat untuk mengatasi AIDS. Itulah sebabnya AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. Munculnya anggapan yang salah terhadap tindakan dan prilaku sehubungan dengan HIV/AIDS semakin mengukuhkan penyakit ini untuk ditakuti.
Oleh sebab itu perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui:
• Bekerja bersama orang yang terkena infeksi HIV.
• Sentuhan tangan atau saling pelukan.
• Penggunaan alat makan bersama.
• Penggunaan toilet bersama.
• Semprotan bersin atau batuk.
b. Gonore (GO)
Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasi 2-10 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh . Tanda-tandanya adalah nyeri, merah, bengkak, dan mengeluarkan nanah pada alat kelamin. pada pria maupun wanita penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan. Penyakit ini dapat diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.

Gambar. Penderita Gonore

c. Sifilis (raja singa)
Bakteri penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa inkubasi tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, bahkan sampai 13 minggu. Setelah itu timbul benjolan di sekitar alat kelamin. kadang-kadang disertai pusing yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Penyakit sifilis akan merusak susunan saraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada wanita hamil penyakit sifilis dapat ditularkan kepada janinnya dan ketika lahir akan terjadi kerusakan kulit, hati, limpa, dan keterbelakangan mental.

Gambar. Penderita Sifilis
d. Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa inkubasi 4-7 hari sesudah virus masuk kedalam tubuh. Gejala dan tanda-tandanya adalah: bintil-bintil berair di sekitar kelamin dan apabila pecah akan menimbulkan nyeri. Pada wanita dalam beberapa tahun akan memicu kanker mulut rahim.

Gambar. Penderita Herpes Genital
e. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamidia trachomatis. Masa inkubasi 7-21 hari, gejalanya berupa timbulnya peradangan di sekitar alat reproduksi pria atau wanita. Pada wanita gejalanya bisa berupa: keputihan, rasa nyeri pada rongga panggul. Sedangkan pada pria gejalanya berupa; rasa nyeri saat kencing, keluar cairan bening pada saluran kencing.

Gambar. Penderita Klamidia
Pengobatan PMS
PMS dapat diobati. Satu-satunya cara adalah pergi berobat ke dokter atau tenaga kesehatan. Jika terkena PMS, pasangan juga harus diperiksa dan diobati. Sebaiknya tidak mengobati diri sendiri. Patuhi cara pengobatan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan kesembuhan.

tugas UTS kedua

Penyakit Infeksi Menular Seksual yang Disebabkan Bakteri
OPINI | 08 October 2010 | 09:47 1617 4





1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat
________________________________________
Gonore
Gonere adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata ( konjungtiva ). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita , gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput didalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. ( Syaiful Fahmi Daili ( 2002 ),
Gejala penyakit kencing nanah mungkin tidak begitu nyata lagi, namun jika dilakukan pemeriksaan getah prostat, nanah akan keluar bersama lendir (lewat urut prostat ). Gejala kencing nanah yang masih baru sangat nyata. Dari liang penis pada pria atau di mulut vagina pada wanita, menetes nanah menyerupai susu kental manis yang biasanya meninggalkan flek di celana dalam. Nanah umumnya menetes waktu bangun tidur pagi hari (morning drip). Jika penyakit sudah berlangsung menahun (lebih dari 6 bulan), gejala itu mungkin tidak lagi nyata. Penyakit biasanya sudah bersarang masuk jauh ke organ reproduksi yang lebih dalam. Pada pria sudah ke buah zakar, atau sudah sampai ke kelenjar prostat dan pada wanita bisa sampai ke saluran telur tuba. Hampir sama dengan kencing nanah ada jenis kuman lain yang juga ditularkan lewat hubungan seks, yakni kuman chlamydia. Di AS, penyakit ini ditakuti sebab menyerang sebagian besar pria dewasa yang diperoleh dari wanita penghibur, prostitusi atau kegiatan seks bebas.Mirip kencing nanah, gejala chlamydia juga ada yang menetes dari liang penis, namun tidak kental seperti kencing nanah. Gejala lainnya timbul pembengkakan kelenjar. Jika kencing nanah atau chlamydia suami terlanjur menulari istri dan jenis kumannya tergolong yang sudah kebal obat tentu akan mengganggu jalannya perkawinan.
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seks.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui Anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun terkadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan buta
Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).
Berbeda dengan hepatitis C, suami yang mengidap kencing nanah (gonorrhoe) bukan tidak tahu kalau dirinya mengidap kencing nanah. Jika suami mengidap kuman kencing nanah yang bandel, bisa jadi penyakit kencing nanahnya belum sembuh betul. Tak jarang, calon pengantin yang kena kencing nanah sudah bolak-balik berobat namun belum sembuh juga. Karena takut menulari pasangannya, pasien pun menunda-nunda hari perkawinannya tanpa memberi tahu pihak calon istri apa sebabnya. Ada generasi kuman kencing nanah yang memang bandel. Gejala penyakit kencing nanahnya mungkin tidak begitu nyata lagi, namun jika dilakukan pemeriksaan getah prostat, nanah akan keluar bersama lendir (lewat urut prostat). Gejala kencing nanah yang masih baru sangat nyata. Dari liang penis pada pria atau di mulut vagina pada wanita, menetes nanah menyerupai susu kental manis yang biasanya meninggalkan flek di celana dalam. Nanah umumnya menetes waktu bangun tidur pagi hari (morning drip). Jika penyakit sudah berlangsung menahun (lebih dari 6 bulan), gejala itu mungkin tidak lagi nyata. Penyakit biasanya sudah bersarang masuk jauh ke organ reproduksi yang lebih dalam. Pada pria sudah ke buah zakar, atau sudah sampai ke kelenjar prostat dan pada wanita bisa sampai ke saluran telur tuba. Hampir sama dengan kencing nanah ada jenis kuman lain yang juga ditularkan lewat hubungan seks, yakni kuman chlamydia. Di AS, penyakit ini ditakuti sebab menyerang sebagian besar pria dewasa yang diperoleh dari wanita penghibur, prostitusi atau kegiatan seks bebas. Mirip kencing nanah, gejala chlamydia juga ada yang menetes dari liang penis, namun tidak kental seperti kencing nanah. Gejala lainnya timbul pembengkakan kelenjar. Jika kencing nanah atau chlamydia suami terlanjur menulari istri dan jenis kumannya tergolong yang sudah kebal obat tentu akan mengganggu jalannya perkawinan. ( Lukman Hakim, 2005 ).
Infeksi genital non spesifik
Infeksi genital non spesifik ( IGNS ) merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab yang non spesifik. Istilah ini mulai digunakan di Inggris sejak tahun 1972 yang meliputi berbagai keadaan, yaitu uretritis non spesifik, proktitis nonspesifik pada pria homoseksual, dan infeksi nonspesifik pada wanita.( Hans Lumintang, 2005 ) Uretritis nonspesifik ( UNS ) ialah peradangan uretra yang penyebabnya dengan pemeriksaan laboratorium sederhana tidak dapat dipastikan atau diketahui. Uretritis non gonore( UGN ) ialah peradangan uretra yang bukan disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoea. Kedua istilah ini sering dianggap sama, tetapi bila semua UNS adalah non - gonore, tidak se,ua UGN adalah nonspesifik. IGNS pada wanita umumnya menunjukkan infeksi pada serviks, meskipun infeksi menular seksual nonspesifik pada wanita dapat menyerang uretre maupun vagina. Istilah UNS dan UGN lebih sering digunakan untuk pasien pria.
Sipilis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebab oleh Treponema pallidum, merupaka penyakit kronis dan bersifat sistemik, selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam kandungan ( Namyo O.Hutapea, 2001 )
Penularan biasanya melalui kontak seksual; tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan Kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam Uterus Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya.
Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, Jantung, atau Otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin. Sifilis dapat dirawat dengan Penisilin atau Antibiotik lainnya.
Menurut statistik, perawatan dengan pil kurang efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan pengobatannya. Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap pantat ( procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit. Cara lain adalah memberikan kapsul Azithromycin lewat mulut (memiliki durasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena ada beberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus terjadi pada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien diharuskan memakan pil beberapa kali per hari. Perawat kesehatan profesional mengusulkan seks aman dilakukan dengan menggunakan kondom bila melakukan aktivitas seks, tapi tidak dapat menjamin sebagai penjaga yang pasti. Usul terbaik adalah pencegahan aktivitas seksual dengan orang yang memiliki penyakit kelamin menular dan dengan orang berstatus penyakit negatif.
Ulkus Mole ,
Ulkus Mole atau sering disebut choncroid. Ialah penyakit infeksi genitalia akut, setempat, inokulasi sendiri ( autoinoculable ) , disebabkan oleh Haemophilus ducreyi , dengan gejala klinis khas berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional ( Wresti Inriatmi B.M , 2005 )
Limfogranuloma Venerium ( LGV )
Limfogranuloma Venerium ( LGV ) adalah infeksi menular seksual disebabkan oleh jenis Chlamydia trachomatis yang mengenai saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus dan rektum ( Harijono K.S , 2002 )
Sebuah luka kecil yang tidak sakit di daerah kemaluan (biasanya tidak diperhatikan) biasanya diikuti oleh pembengkakan yang menyakitkan dan parah dari kelenjar dan jaringan-jaringan di sekitarnya. Hal ini terjadi antara 5-30 hari setelah penularan pertama. Diagnosis dilakukan dengan cara pembiakan cairan dari luka atau pembuktian akan adanya kuman dengan sebuah tes antigen.
Vaginosis Bakterial
Vaginosis bakterial adalah sindrom klinik akibat pergantian Lacto¬basillus Spp penghasil H2O2 yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi (contoh: Bacteroides Spp, Mobiluncus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis (Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew, 2003)
Gardnerella vaginalis
Berbagai kepustakaan, selama 30 tahun terakhir membenarkan ob¬servasi Gardner dan Dukes’ bahwa G vaginalis sangat erat hubung¬annya dengan vaginosis bakterial. Meskipun demikian dengan media kultur yang sensitif G. vaginalis dapat diisolasi dalam kon¬sentrasi yang tinggi pada wanita tanpa tanda-tanda infeksi vagina. G.vaginalis dapat diisolasi pada sekitar 95% wanita dengan vagi¬nosis bakterial dan 40-50% pada wanita, tanpa gejala vaginitis atau pada penyebab vaginitis lainnya. Sekarang diperkirakan bahwa G.vaginalis berinteraksi melalui cars tertentu dengan bakteri an- aerob dan mycoplasma genital menyebabkan vaginosis bakterial ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ).
Bakteri anaerob
Bacteroides Spp diisolasi sebanyak 76% dan Peptostreptococcus sebanyak 36% pada wanita dengan vaginosis bakterial. Pada wanita normal kedua tips anaerob ini lebih jarang ditemukan. Penemuan spesies anaerob dihubungkan dengan penurunan laktat dan peningkatan suksinat dan asetat pada cairan vagina. Setelah terapi dengan metronidazole, Bacteroides dan Peptostreptococcus tidak ditemukan lagi dan laktat kembali menjadi asam organik yang predominan dalam cairan vagina. Spiegel menyimpulkan bahwa bakteri anaerob berinteraksi dengan G.vaginalis untuk menimbul¬kan vaginosis. Peneliti lain memperkuat hubungan antara bakteri anaerob dengan vaginosis bakterial. Menurut pengalaman kami Bacteroides Spp paling Bering dihubungkan dengan vaginosis bakterial. Mikroorganisme anaerob yang lain yaitu Mobiluncus Spp, merupakan batang anaerob lengkung yang juga, ditemukan pada vagina bersama-sama dengan organisms lain yang dihubung- kan dengan vaginosis balcterial. Mobiluncus Spp hampir tidak pemah ditemukan pada wanita normal, 85% wanita dengan vaginosis bakterial mengandung organisme ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ).
Mycoplasma hominis
Berbagai peneliti menyimpulkan bahwa Mycoplasma hominis jugs harus dipertimbangkan sebagai agen etiologik untuk vaginosis bakterial, bersama-sama, dengan G.vaginalis dan bakteri anaerob.3 Prevalensi tiap mikroorganisme ini meningkat pada wanita dengan vaginosis bakterial. Organisms ini terdapat dengan konsentrasi 100-1000 kali lebih besar pada wanita dengan vaginosis bakterial daripada wanita normal ( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ).
Wanita dengan vaginosis bakterial dapat tanpa gejala atau mem¬punyai bau vagina yang khas yaitu bau amis, terutama waktu berhubungan seksual. Bau tersebut disebabkan adanya amin yang meng¬uap bila cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa (pH 7,2) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. Walaupun beberapa wanita mempunyai gejala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat asimtomatik. Pada pemeriksaan terdapat sekret yang homogen, tipis dan cair. Berbeda dengan sekret normal vagina yang lebih tebal dan terdiri atas kumpulan Bel epitel vagina yang memberikan gambaran berkelompok atau menggumpal. Sekret vaginosis bakterial berwarna putih atau keabu-abuan. Sekret yang berwarna kekuningan atau hijau purulen eras hubungannya dengan trikomoniasis atau servisitis, tetapi tidak dengan vaginosis bakterial. Pada penderita dengan vaginosis bakterial tidak ditemukan inflamasi pada vagina dan vulva. Vaginosis bakterial dapat timbul bersama infeksi traktus genital bawah seperti trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan gejala genital yang tidak spesifik.( Zainuddin Maskur, Harry L. Makalew,2005 ).
Peningkatan konsentrasi bakteri intravaginal, bersama-sama dengan pergeseran ke flora virulen yang lebih banyak dapat me¬rupakan predisposisi komplikasi obstetrik dan ginekologik tertentu. seperti korioamnionitis, infeksi cairan arninnion, infeksi pada mass nifas, penyakit radang panggul, kelahiran prematur dan his premature Joesoef dkk membuktikan hubungan bermakna antara kehamilan 16-20 minggu dengan kelahiran prematur, pada 3 rumah sakit di Jakarta.
Kenyataan ini mengubah vaginosis bakterial dari penyakit yang hanya menyebabkan gangguan keputihan ke potensi infeksi traktus genital atas yang serius.

Selasa, 12 April 2011

PengalamanQ Saat OSPEK BIGES

Nama saya HIKMAWATI ,umur saya 20 thun hobby saya baca komik . disini Q kan berbagi cerita dengan sobat sobat sekalian, yaitu hal yang paling mengesankan selama q kuliah di STIKES BIGES POLMAN.
Hal yang paling takkan terlupakan dikampus BIGES adalah OSPEK, banyak hal yang terjadi selain banyak senang senangnya buuuaannyak juga susah susahnya,menderitanya, saat ospek qta bisa menemukan hal hal yang baru, banyak belajar, banyak pengalaman, dan banyak hal hal yang bisa diceritakan ,qta juga dapa teman baru dari berbagai daerah ,berbagai macam bahasa yang qta dengar yaaahhh seeerrruuuu bget,,
Hari pertama OSPEK huuufftttt hari yang sangat melelahkan,,, malam sebelum ospek hebooh, super siiibuk, mondar mandir cari atribut,, yang bikin bingung tuuhh semua nama atribut pake nama teka teki, seperti mutiara dalam botol artinya beras putih dalam botol, tentara dalam botol artinya kacang hijau, ditambah lagi atribut atribut lainnya seperti compeng, spuit berbagai macam cc, membuat itu semuaa caapeekkkk banget,, ngantuk lagiii,, gimana nggak dah jam satu malam,,
Hhhuuuaahhhh,,, masih ngantuk dah bangun lagi jam 3 dipagi buta siap siap mau kekampus BIGES,, dah siap lengkap dengan atribut atribut yang anehh,, lengkap dengan tas karungnya hehehe,,, bayangin tuuuh dh kayak orang gilaa,, pake kaos kaki bola tali sepatu dari kulit pisang baju stile dalam,, ampuuunn dehhh... berangkat diantar papa turunnya g boleh sampe depan kampus harus turun didepan kodim,, sampe depan kampus disambut dengan senior yang galaknya minta ampun... dah disuruh kengkreng, lari,, hhmmmm cuuaapeeekk !!!!! dah sampe lapangan tuk mengikuti upacara pembukaan OSPEK,, yahh lumayan 3 jam berdiri sambil dijemur,, abizz tuhh masuk aula kampus,, waahhh bayangin tuhh abiz panas panasan truz masuk ruangan harum haruman dah bervariasi,, hehehe dah ada tuhh yang bau accemmmm,, but tetap semangat ,, karna besok dihari tua qta punya cerita tuk diceritakan ....
Just my
Hikmah 11/081/1990